Istilah baku Mandailing juga dieja seperti Mengdelling, Mandahiling, Mendeheleng, Mandheling, Mandiling, Mandaling, Mendeleng, dll.. Dari segi sejarah, orang Mandailing melihat jati diri mereka sebagai kelompok etnik/bangsa yang terpisah dan berbeda/berlainan dari kelompok etnik Batak di Indonesia maupun Melayu di Malaysia.
Klasifikasi sensus yang mengkategorikan Mandailing sebagai Batak di Hindia Timur Belanda dibuat atas 'dasar mencopet' untuk memisahkan Aceh dan Minangkabau yang Islam dari 'Tanah Batak', wilayah pemisah ciptaan pemerintah kolonial. Sementara di British Malaya, orang Mandailing dikategorikan sebagai Melayu semata-mata untuk 'kesenangan pentadbiran/administratif' yang pramatis.
The now standard Mandailing has been variously spelt as Mengdelling, Mandahiling, Mendeheleng, Mandheling, Mandiling, Mandaling, Mendeleng, etc.. The Mandailing historically see themselves as a distinct and separate ethnic group from the Batak in Indonesia and the Malay in Malaysia.The census categorization of the Mandailing as Batak in the Dutch East Indies was in pursuant of a 'wedge policy' to separate the Islamic bulwark of Aceh and Minangkabau from the so-called 'Batakland'. In British Malaya the categorization of the Mandailing as Malay was done in the name of pragmatic 'administrative convenience'.